Monday, December 11, 2006

YES ! PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO KE-5 AKAN DIGELAR LAGI SABTU, 24 FEBRUARI 2007 !



Anda orang Indonesia atau keluarga Indonesia di San Francisco Bay Area dan California Utara ???
Apa kabar semuanya ???
Anda ngidam makanan, minuman, camilan, jajanan nikmat lezat Indonesia ???
Anda kangen bersua dengan sesama orang Indonesia ???
Anda merindukan hiburan ala Indonesia (dari kita, oleh kita dan untuk kita) di Amerika ???

Menjawab rasa rindu anda semua, Indonesian Bay Area Society (Masyarakat Indonesia San Francisco Bay Area) dengan senang hati mengundang anda semua untuk hadir dan menikmati acara "Pasar Senggol ke-5" pada :

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 24 Februari 2007
Tempat : Gallery - San Francisco County Fair Building
9th Avenue @ Lincoln Way
San Francisco, CA
Jam : 11.00-17.00 hrs

Catat tanggal mainnya ! Sampai Jumpa & Salam Senggol !!!

Untuk para vendor makanan dan jasa, bisa menghubungi Vonny Oei via e-mail di vonny@thinkapril.com. Vonny Oei hanya bisa dikontak telepon setelah liburan akhir tahun. Apabila anda berminat kontak telepon, anda bisa menghubungi Lily Liem di cellullar 650-438-4322.

MUJUR ! JUALAN SOTO DI PASAR SENGGOL & DAPET IPOD NANO LAGI !





Hanya satu kata yang bisa menggambarkan betapa senangnya Ibu Purwanti asal Ngayogyakarta Hadiningrat ini dalam Pasar Senggol San Francisco 4 ! Mujur ! Bersama suami tercinta, si ibu sumringah berjaga di booth makanan selama acara. Makanan favorit olahan ibu kita ini adalah Soto Ayam yang katanya "nggayeng" & "ueeenak tenan" ! Senyum Ibu Purwanti semakin cerah seketika mendengar nomor disebut sebagai pemenang Ipod Nano ! Yupe ! Selamat Ibu. Sampai Jumpa di Pasar Senggol berikutnya. Kabarnya, si oom sudah berhasil membuat tempe Indonesia di San Francisco ya ... !

SEPUTAR ANAK-2 @ PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO



CHEF ARTHUR, SPESIALIS KUE APE, AREM2, OTAK2 & NASI TUMPENG




ADA APE ?
Resep Membuat Kue Pepe di Bagian Kewanitaan ? Saya kira ini salah besar, karena pakar pembuat di San Francisco ternyata bukan wanita. Dia adalah si Atet, panggilan akrab untuk Arthur Wijaya yang benar-benar piawai dalam membuat Kue Pepe. Jajanan pasar yang sebagian mengenalnya sebagai kue lapis sagu ini memang sungguh terbukti enak di tangan Atet. Bertahun-tahun di San Francisco Bay Area, pokoknya bicara Kue Pepe, cuma ada satu nama : Atet ! Itu saja. Anda bisa buktikan langsung di Arthur Catering di Pasar Senggol San Francisco !

ITU TUH ADA AREM2 & OTAK2 !
Kalau boleh, pendeknya Arem-Arem ini boleh dianggap sebagai "Indonesian Sushi" atau "Stuffed Rice Rolls". He..he.. Bedanya dengan lemper, mungkin berbumbu santan dan dibungkus daun sebelum ditanak ! Dan otak-otak, tentunya adalah jajanan sehari-hari Indonesia, khususnya di Ibukota. Ini adalah semacam "fish cake" berbungkus daun. Biasanya dipanggang di atas tungku sebelum dihidangkan dan dicocol dengan saus kacang. Menyusul kue ape, arem-arem dan otak-otak Chef Arthur paten, top notch, nomor satu !!! Gak yakin, coba aja deh.

NASI TUMPENG KUNING
Mantap dan pas dengan selera orang kita ! Begitulah, kata banyak orang Indo di Bay Area. Bahkan, bule-bule pun ngantri di booth makanan si Arthur ini. Seperti anda lihat, Atet begitu teliti dengan persiapan makanan untuk Pasar Senggol. Lihat saja seragam dan topi Chef-nya. Juga, daftar harga makanan yang terpampang jelas. Dan semuanya disiapkan rapi jali dan bersih dalam chaffing dish yang masih hangat. Kabarnya, sang maestro tumpeng ini menyiapkan "hajatan" Pasar Senggol ini sebulan di muka plus 3 malam begadang.

Bravo Maestro !

INDONESIAN BAY AREA SOCIETY & PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO


Masyarakat Indonesia Bay Area" & "Pasar Senggol San Francisco"

Apa pula ini ? Barangkali anda bertanya-tanya apakah gerangan "Masyarakat Indonesia Bay Area" itu dan siapakah orang-orang di belakangnya ? "Masyarakat Indonesia Bay Area" dibentuk oleh orang-orang biasa lantaran prihatin dengan terkotak-kotaknya imigran Indonesia di wilayah San Francisco dan sekitarnya. Indonesian Bay Area Society, seperti sebagian kami senang menyebutnya, mendambakan berbagai lapisan masyarakat Indonesia di San Francisco Bay Area bisa memiliki forum tetap tanpa embel-embel warna kulit, aliran politik, agama, politik, suku dan golongan tertentu. Diharapkan, melalui jumpa
sesama perantauan seasal ini segala hal yang positif untuk komunitas Indonesia di sekitar sini akan tercipta. Syukur-syukur, kalau forum semacam ini membawa dampak untuk Indonesia. Apabila anda memiliki visi serupa, anda otomatis bagian dari kami !

Tugas mengumpulkan orang dari beraneka ragam latar belakang ini memang tidak gampang. Kami mendapati bahwa makanan khas daerah agaknya merupakan magnet yang luar biasa untuk menarik orang Indonesia dari berbagai kalangan. Dan ini memang terbukti benar. Uji coba kami membuktikan bahwa "Pasar Senggol" yang pertama mencetak sukses besar. Lebih dari 1000 orang Indonesia dari San Francisco Bay Area, bahkan Fresno & Sacramento tumpah ruah memenuhi gedung St Stephen 7 Maret yang lalu. Sekitar 20-an meja menggelar makanan dan minuman etnis tanah air mulai dari otak-otak, empek-empek sampai gudeg Yogya dan tidak kurang dari 9 stand adalah perusahaan jasa milik orang Indonesia di Bay Area mulai dari asuransi, realtor, mortgage, gaun pengantin sampai kerajinan tangan.

Kemudian, apa itu "Pasar Senggol San Francisco" ? Dari namanya, anda langsung berasosiasi dengan pasar senggol tradisional yang umumnya ada di Indonesia. Itulah yang diharapkan timbul di benak anda. Yakni, pemandangan pasar di mana ada orang yang berjualan berbagai barang dan banyak pembeli yang antusias berjubel memenuhi pasar. Saking sesaknya, tanpa disadari mereka harus rela bersenggol-senggolan dengan sesama pengunjung pasar. Bedanya, "Pasar Senggol San Francisco adalah di luar Indonesia. Dan yang ditawarkan adalah makanan Indonesia yang relatif adalah barang langka di Amerika plus jasa-jasa yang terkait dengan Indonesia atau milik orang Indonesia di sini. Dan yang pasti, anda dijamin tidak lari terbirit-birit gara-gara ada ayam lepas dari kurungan penjualnya.

Pasar Senggol San Francisco kedua menempati ruang yang lebih besar (8000 kaki persegi), dua kali lipat dari gedung sebelumnya. Peserta bazaar inipun berganda dua, 50-an. Variasi peserta Pasar Senggol juga jauh lebih beraneka ragam, dari yang jualan Bandeng Presto Semarang, Tahu Campur Lamongan, Rendang Padang sampai jasa penyedia internet, kartu telepon, cargo dan Indonesian News Channel yang baru. Trus, ada acara entertaintment "Indonesian Idol" dan karaoke Indonesia untuk pengunjung. Dan yang lebih asyik adalah tempatnya yang super strategis, Golden Gate Park, San Francisco, tepat di paru-paru kota. Apabila membawa anak-anak sekalipun, anda tidak perlu kuatir. Karena Pasar Senggol kali ini menawarkan acara untuk putra-putri anda serta arena bermain untuk mereka. Dan yang pasti, kalau anda mau, jangan lupa tikar, sun block, topi plus sandal jepit. Eh, siapa tahu anda mau nyantai tiduran di Strybing Park pas di belakang
arena bazaar.

Pasar Senggol 2 dan seterusnya selalu menempati lokasi yang sama di San Francisco County Fair Building, Golden Gate Park, San Francisco.

O.K., sampai jumpa lagi di Pasar Senggol SF berikutnya dan jangan lupa menyenggol ! He..he.. :)

Foto : Sebagian volunteer Indonesian Bay Area Society melepas lelah seusai Pasar Senggol San Francisco

ADA MASAKAN PADANG ASLI DI SAN FRANCISCO !




Ada Masakan Padang asli di San Francisco

Kita semua beruntung tinggal di San Francisco Bay Area yang kaya dengan berbagai bahan untuk membuat makanan khas Indonesia. Setidaknya, urusan kecap manis, bawang goreng, terasi, kemiri, kluwek, daun pisang dan bahkan Sambal Manis cap Jempol Kaki sekalipun bukanlah barang langka yang makan berminggu-minggu untuk mendapatkannya. Dengan mudah kita mendapatkannya di Asian Food Market. Tahu dan tempe pun bukan urusan yang sulit-sulit amat. Dan kita semua juga benar-benar diberkati dengan banyaknya talenta masak yang dimiliki oleh banyak insan asal Indonesia di kota penuh karakter ini. Berikut cerita tentang Masakan Padang di San Francisco !

Sempat seorang Ibu pemilik rumah makan Padang beken di Jakarta berseloroh, "Tahu nggak, waktu Neil Armstrong mendarat di bulan, eh dia ketemu Restoran Padang". Si Ibu ini mencoba menggambarkan betapa banyaknya restoran Padang di belantara Ibukota. Tinggal di San Francisco Bay Area beberapa tahun, saya sempat terheran-heran kenapa pula tidak ada Restoran ranah Minang di sini. Usaha saya menemukan restoran Padang di San Francisco boleh dibilang tidak menemui hasil. Tetapi tahukah anda kalau ada Ibu asli Minang yang masakan Padang-nya benar-benar otentik dan pas, tinggal di San Francisco ? Tidak salah lagi, Ibu ini adalah Ibu Yetty Firdaus , salah satu Pasar Senggol San Francisco May 2004 yang asli Payakumbuh, Sumatera Barat. Lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini rupanya cakap mengolah berbagai rempah-rempah Nusantara, sehingga tidak sedikit orang-orang Indo di Bay Area yang rela bolak-balik pesan makanan Padang "to go" dari rumahnya. Menurut bocoran, masakan Padang favorit olahan Ibu Yetty adalah Dendeng Balado dan Rendang . Ada yang bilang, Dendeng Balado Bu Yetty yang lezat sudah banyak membuat menantu lupa mertua. He..he.. Tambo Ciek ... (sering diucapkan oleh pekerja Restoran Padang yg artinya kira-kira : tambah lagi)

Foto : Masakan Padang mulai dari daun singkong, sambal hijau, dendeng dan telor balado dan rendang yang "ludes" waktu Pasar Senggol 4 ! Ibu Yetty Firdaus dengan Artis Ibukota, Ira Maya Sopha di Pasar Senggol San Francisco.

Sunday, December 10, 2006

SEKSI SIBUK DI PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO



Ini dia orang yang dicari-cari se-San Francisco Bay Area kalo ada urusan sibuk Pasar Senggol di San Francisco. Karena sibuknya mondar-mandir, Vonny Oei, begitu panggilannya, terpaksa "break" dulu dan mengistirahatkan kaki di Pasar Senggol Empat. Untuk Pasar Senggol mendatang, mohon agar menghubungi Vonny via e-mail di vonny@thinkapril.com.

SELAMA LIBURAN AKHIR TAHUN 2006 & AWAL TAHUN 2007 DAN ANDA INGIN LANGSUNG PANITIA PASAR SENGGOL, BISA KONTAK LILY LIEM DI CELL PHONE 650-438-4322.

Thursday, December 7, 2006

PASAR SYENGGOL : DARI AKRONIM SAMPAI PLAYSTATION



Bukanlah kebetulan kalau tulisan senggol di atas berubah dikit menjadi syenggol. Bukannya apa-apa, rupanya saya memang sedikit latah mengikuti gaya orang-orang Indo yang gemar membuat plesetan untuk berbagai kata-kata yang berpotensi untuk di-pelintir. Saya memang tergoda untuk memakai kata syenggol gara-gara e-mail kenalan saya yang begitu antusias mengomentari jalannya Pasar Senggol San Francisco Mei lalu. Ah, rasanya kan sedikit afdol gitu, kalau ngucapin senggol menjadi syenggol ? He...he..:)

Ngomong-ngomong soal plesetan, anda musti ingat bahwa orang-orang Indo memang suka membuat berbagai singkatan. Saking banyaknya akronim, anda semua bisa terheran-heran dengan munculnya singkatan baru dalam hitungan bulan. Umumnya singkatan-singkatan yang lagi nge-pop di Indo banyak dipakai dalam bahasa ucap, baru kemudian nyusul tulisannya. Dan karena menjadi fenomena yang unik dalam urusan komunikasi, saya sempat ingat ada seorang teman zaman kuliah dulu yang khusus menelaah perihal akronim. Contohnya, PKK, Siskamling, GR, BT, EGP, TST.

Bagi sebagian anda, orang Indo yang tinggal di luar negeri, barangkali kependekan seperti KBRI, KJRI,Dubes, Konjen, PBB, TKI, TKW sudah tidak asing lagi. Maklum, semua akronim ini memang sering digunakan dalam bahasa lisan sehari-hari di luar negeri. Pernah saya memiliki murid Amerika yang ngebet belajar Bahasa Indonesia gara2 kecantol pria Bali. Dia sempat grogi bin shock membaca kepanjangan singkatan2 tadi. Weleh weleh, ... kata si Elmo eh Komo.

Nah, menjelaskan singkatan yang banyak dipakai ke orang asing, boleh jadi tidaklah sulit. Tapi gimana dengan yang berikut ini. Connie Constantia, penyanyi berbuntut tiga asli Menado, ini sempat ngomong bahwa body-nya adalah body STNK. Apa ini ? Surat Tanda Nomor Kendaraan, plat nomor keluaran DMV ? Bukan, sodara2 ! STNK di sini artinya Setengah Tua Namun Kenceng .... ! Salah kan ?

Berbicara singkatan, kurang komplit kalau kita tidak menyinggung Pasar Senggol. Sony Corporation boleh aja sibuk bersiap-siap meluncurkan PS3-nya. Jangan salah, Indonesian Bay Area Society juga tidak kalah ! PS3 akan siap di-launching tanggal 21 Agustus 2004 jam 11.00 sampai jam 16.00 di SF County Fair Building, Golden Gate Park, San Francisco. Apa itu PS 3 ? Yeee, bukan Playstation 3, tapi Pasar Senggol 3 San Francisco .... He...he... :)

Sampai Jumpa di Pasar Senggol Bab Tiga ! Dan selalu ingat pesan saya, bersiaplah untuk disyenggoll !!!

Salam Senggol Selalu !

(Untuk yang berminat menyewa booth, tolong telpon Vonny 415 242 8129)

STOP PRESS : IRA MAYA SOPHA HADIR DI PASAR SENGGOL 4 SF




STOP PRESS : IRA MAYA SOPHA HADIR DI PASAR SENGGOL 4 SF

Jreng ! Oke, sodara2, yang ini bener2 bukan sulap bukan sihir, bukan pula dongeng 1001 malam ! Ini kabar paling gres tentang Pasar Senggol 4 San Francisco. Ira Maya Sopha, artis cilik ibukota yang mempopulerkan lagu Cinderella itu, akan hadir dan membawakan acara hiburan dan menyanyi selama Pasar Senggol Empat hari Sabtu, 17 Desember 2005 di SF County Fair Buillding, Golden Gate Park, San Francisco.

Oom2 dan tante2, eh maksudnya kita2 yang gede di Indo selama era 80-an rasanya sudah tidak asing dengan Ira Maya Sopha. Penulis masih mengingat betapa lagu2 Ira Maya akrab sekali dinyanyikan oleh banyak gadis2 kecil di Indo yang tidak mau ketinggalan menjadi putri Cinderella. Kostum, perhiasan, dan bahkan sepatu "kaca" sang putri pun laris dijajakan di mana-mana.

Datang ke Pasar Senggol 4 San Francisco, Ira Maya Sopha rupanya tidak akan memakai sepatu kacanya. Takut pecah, kali ? :) Yang pasti, artis serba bisa yang selalu tampak ceria dan hangat dengan chit chat-nya ini akan menghibur publik San Francisco Bay Area dan membawakan lagu2 Indonesia yang pas buat kalangan balita, muda belia dan senja usia.

Tunggu apa lagi, sodara2 ? Enjoy Pasar Senggol 4 dengan hadirnya Ira Maya Sopha dan talk show-nya bersama MC kita yang sudah sering tampil di event2 Indonesia, Mas Paul Amron.

Hahahaha ... Hihihihi .... sepatu kekecilan ... :) Siiip !!!

KENANGAN BERKESAN MANIS DARI PASAR SENGGOL 3



KENANGAN BERKESAN MANIS DARI PASAR SENGGOL 3
 
Dengan berputarnya waktu, berlalu pula acara Pasar Senggol 3 kemarin dengan kenangan yang manis, lucu dan gembira. Acara yang ditunggu tunggu sudah tiba saatnya dan berlalu dengan cepatnya.
 
Seperti sudah anda ketahui acara dimulai pada jam 11.00 pagi, tetapi sebelum pintu dibuka sudah banyak yang antri untuk masuk, bahkan sudah terjadi transaksi jual dan beli karena pengunjung pada lapar (maklum sekalian sarapan pagi di Pasar Senggol). Seiring dengan naiknya matahari, makin naik pula pengunjung yang berdatangan ke Pasar Senggol. Yang artinya makin hangat pula baik itu udara maupun suasana dalam gedung SF County Fair. Ide panas dari ketua panitia pelaksana yaitu dengan menyediakan sambal sebagai penyedap makanan di beberapa meja makan untuk pengunjung (dining area) sungguh membuat para pengunjung yang menikmati hidangan di tempat jadi lebih yahuttt alias sedap. Memang Ibu kita satu ini (Vonny) bair mungil tapi genius, tahu selera orang Indonesia yang makan tanpa sambal bagaikan makan sayur tanpa garam.
 
Di bagian panggung pun terlihat kesibukan untuk mempersiapkan acara, yang dimulai pada Jam 1.00 siang. Seperti sudah diumumkan sebelumnya akan diadakan Lomba Indonesian Idol, tetapi dasar budaya kebanyakan orang Indonesia yaitu malu malu kucing, maka pengunjung harus di bujuk bujuk dan di iming imingi dengan hadiah menarik, baru mulai berani mendaftarkan diri untuk ikut perlombaan, padahal diantara pengunjung banyak sekali bakat bakat yang terpendam, terlihat dari kualitas suara dari peserta lomba Indo Idol kali ini.
 
Disela sela lomba Indo Idol pengunjung dihibur oleh goyang Bionce dari Amerika dan goyang yang sudah menggegerkan tanah air yaitu goyang Inul. Para penontonpun berteriak histeris, dan tertawa terbahak bahak oleh pertunjukan ini, sehingga para penontonpun minta agar goyang Inul ditambah. Seiring dengan goyang Inul serasa bergoyang pula San Fransico tetapi bukan karena gempa bumi. Terlihat beberapa bule bule yang sampai terbengong bengong dengan mulut yang terbuka menyaksikan pertunjukan ini. Tetapi ada pula yang berani ikut bergoyang dengan "si Inul" ini. 
 
Di waktu lain ada perlombaan perlombaan yaitu :
1. Lomba makan nasi putih, dengan sumpit yang pemenangnya memecahkan rekor yaitu, habis dalam waktu hanya 45 detik saja. 
2. Lomba makan telor rebus terbanyak dalam waktu 1 menit dipecahkan rekornya oleh pemenang pertama dengan makan 3 butir telur. Sepertinya si pemenang tidak lagi mengunyah telur tersebut tapi langsung menelannya.
3. Juga lomba sedikit berbahaya (karena kalau gak tahan perut bisa sakit dan diare) yaitu lomba makan Jalapeno alias cabe hijau gede. Dengan mata merah dan berair si pemenang sanggup makan jalapeno 3 biji dalam waktu 1 menit. 
 
Di penghujung acara diumumkan pemenang lomba Indo Idol yang hadiahnya sangat menarik yaitu di produksikan musik video clip oleh annex studio dan akan di tayangkan selama 3 menit di acara INC (Indonesian Music Channel). Siapa duga ini akan mendongkrak kepopuleran si pemenang dan terlihat oleh para pencari bakat, dimana dari pemenang lomba Indo Idol bisa memenangkan lomba American Idol. 
 
Di sela sela waktu terjadi juga sengol sengolan diantara pengunjung sesuai dengan nama dari pada pasar ini yaitu Pasar Senggol karena begitu banyaknya pengunjung yang datang dalam waktu bersamaan sehingga terkesan menyerbu Pasar Senggol. 
 
Dengan bergulirnya waktu ke arah senja, para pengunjung pun satu persatu mulai meningggalkan arena Pasar Senggol dengan perut kenyang atau bisa dikata sedikit besar alias gendut tetapi tentu dengan hati senang dan puas. Juga tidak sedikit pengunjung yang terlihat membawa banyak kantong kresek berisi makanan yang di ketahui lebih lanjut untuk jatah makan 1 minggu dengan memasukannya ke freezer atau lemari beku. 
 
Yah Pasar Senggol 3 sekali lagi sudah berlalu seperti pasar senggol ke 1 dan 2, tetapi kesan yang lucu dan manis masih berbekas di setiap benak pengunjung terbukti dengan banyaknya pertanyaan kapan akan diadakan lagi Pasar Senggol berikutnya. Menurut Panitia, mereka akan istirahat sejenak setelah lelah mempersiapkan Pasar Senggol 3 ini selama berminggu minggu. Juga para vendor yang banyak bergadang untuk mempersiapkan makanan ini mengatakan akan tidur selama 2 hari dan 2 malam melepas kelelahan. Mungkin banyak mimpi indah yang terbawa sampai tidur baik oleh vendor, panitia maupun pengunjung.  
 
Sebagai penutup atas nama panitia pasar Senggol, ketua Indonesian bayarea society mengucapkan terima kasih kepada  seluruh pengunjung yang datang, vendor yang berdagang dan tak lupa Panitia pasar senggol beserta volunternya atas even yang sukses ini.

SAMPAI JUMPA DI PASAR SENGGOL BERIKUTNYA.
 
 
Lily Lim

http://www.indonesiamedia.com/2004/09/early/local/local-0904-senggol.htm

2500 ORANG "MENYERBU" PASAR SENGGOL SAN FRAN KE-2 !




2500 ORANG "MENYERBU" PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO KE-2 !

Membludak ! Kata inilah yang saya rasa paling tepat melukiskan non-stopnya pengunjung yang antusias mengalir membanjiri "menyerbu" Pasar Senggol 2 San Francisco 8 Mei 2004, di County Fair Building, kawasan Golden Gate Park, San Francisco. Coba anda bayangkan, dalam waktu 4 jam, tercatat total lebih dari 2500 orang Indonesia dan publik pecinta Indonesia bersyenggol-syenggolan memadati arena Pasar Senggol ke-2 Sabtu yang lalu. Fantastis ! Menakjubkan ! Saking
besarnya animo visitor yang datang ke hajatan ini, acara Pasar Senggol "terpaksa" tutupnya molor 1 jam. Demi kepuasan semua khalayak, apa boleh baut ? :)

Pengunjung Pasar Senggol kali inipun lebih beraneka rupa. Mulai dari bayi yang digendong ibunya dan anak yang didorong stroller, sampai engkong2 yang didorong kursi roda pakai bantuan oksigen ! Dari ibu2 dan gadis2 berjilbab, sampai bule2 yang kawin campur dengan orang Indo. Mulai dari encim2 sipit kuning langsat yang masih pelo ngomong Bahasa, sampai yang berkulit sawo matang dengan logat daerah yang, katanya, medok. Dari yang botak bin gundul sampai yang berkulit
gelap berambut keriting dan pirang. Jangan pula anda heran, apabila tiba-tiba anda berpapasan dengan orang yang keliatannya saja bule, tapi tiba-tiba ngoceh dalam dengan prokem Jakarta semacam lo gue ! Pendeknya, segala jenis manusia Indonesia terwakili di Pasar Senggol ini. Komplit dah.

Makanan Pasar Senggol ke-2 pun amat bervariasi. Sebut saja yang relatif sederhana bangsa gado-gado, risoles, lemper, otak-otak. Hingga menu lengkap semacam nasi kuning dan nasi uduk Jakarta. Banyak makanan halal yang disajikan, seperti Dendeng Balado & Rendang Padang. Sampai yang khas daerah seperti Gudeg Jogya, Tahu Campur Lamongan, Tinorangsak Manado, sampai Kerak Telor Betawi, bahkan buntil lil lil lil (pepes ala Jawa Tengah). Juga, tak kehilangan pula makanan khas Tionghoa Indonesia seperti Ngo Hiong dan Lontong Cap Go Mek.

Jasa yang disuguhkan di Pasar Senggol tidak melulu bisnis jasa milik orang Indonesia seperti car dealer, asuransi, realtor, jasa hukum, tapi juga tambah semarak dengan munculnya beberapa vendor yang menjual barang2 kerajinan Indonesia lengkap dengan batik, wayang golek dan ukiran Jepara.

Suasana Indo yang sudah kental tadi ditambah ektra lagi dengan aroma "Gudang Garam" di arena makan Pasar Senggol. Belum lagi aroma sedap sambal terasi dan petis Suroboyo yang sesekali tercium oleh berhembusnya angin musim semi. Kecap, saus wajib hidangan Indopun, dapat ditemui di banyak meja vendor makanan. Di mana-mana orang
hilir mudik nyerocos bahasa Indonesia dan tidak sedikit yang berkemeja dan bersarung batik. Di ujung-ujung Pasar Senggol,
sebagian orang dengan lahap mengunyah-ngunyah krupuk udang, emping dan rempeyek kacang. Hmm. :)

Tanpa banyak basa-basi, Pasar Senggol Dua dengan 60 vendor makanan dan jasa ini dibuka dengan pelepasan balon oleh Wakil Ketua ICAA merangkap Chief Editor Majalah Indonesia Media, Dr. Irawan dan Presiden ICANet, beserta pengguntingan pita oleh Konjen RI San Francisco, Ibu Raziaty Tanzil. Di Pasar Senggol kali ini, masyarakat Indonesia di Bay Area mendapat kehormatan dengan datangnya California State Assembly, Mr. Leland Y. Yee, Phd beserta istri. Juga wakil dari Supervisor Distrik 7 San Francisco, Mr. Tony Hall.

Dengan dukungan penuh dari Indonesian News Channel, hiburan acara Pasar Senggol ke-2 benar-benar mendapat sambutan sangat meriah. Tidak hanya lawakan Lenong Gudel yang membuat orang teringat-ingat akan Dorce Gamalama & Srimulat, tapi juga acara Indonesian Idol yang membuat banyak penonton sekaligus supporter begitu histeris plus antusias meramaikan ajang unjuk kebolehan nyanyi orang Indo di Amrik ini.

Menyaksikan atmosfir yang khas Indo di Amerika ini, ada pengunjung yang sempat memincingkan mata dan mencoba mencubit tangannya sendiri seakan tak percaya bahwa suasana khas "tanah air" ini bisa terjadi di San Francisco.

Dan tiba-tiba riuhnya Pasar Senggol terhenti sejenak dengan tangisan bocah di tengah-tengah kerumunan orang. Eh, ternyata ada anak ilang, lepas dari gandengan mamanya. Orang-orang pun maklum dan kembali menyaksikan senggolan maut penari Jaipongan Harsanari, grup tari Sunda asal San Francisco, mengikuti irama gendang.

Dan pengunjungpun pulang dengan perut kenyang, hati senang dan menenteng tas berisi makanan. Para Vendorpun tersenyum puas dan Panitiapun bernapas lega ikut senang …:)

Nantikan Pasar Senggol Jilid 3 ! Untuk info hubungi Vonny Oei di 415-
242-8129 atau e-mail vonny@thinkapril.com.

ICANET = Indonesian, Chinese, American Network berbasis di San
Francisco

ICAA = Indonesian Chinese American Association berbasis di Los
Angeles

PASAR SENGGOL PERTAMA DI SAN FRANCISCO MENCATAT SUKSES BESAR


"Pasar Senggol " pertama di San Francisco mencatat sukses besar

San Francisco. March 7,2004/ Indonesia Media Magazine (www.indonesiamedia.com)

Anda masih ingat artikel di internet yang berjudul "You are Indonesian if you are ..." ? Dari puluhan daftar yang tertera di sana, salah satu yang saya ingat adalah "You are Indonesian if you don't mind driving over 200 miles just to get "kecap" (Indonesian soy sauce) . Tiba-tiba pikiran ini muncul di benak saya ketika mengamati dari dekat antusiasme masyarakat Indonesia kawasan San Francisco Bay Area yang tumpah ruah di bazaar Indonesia yang diadakan pada Minggu siang, 7 Maret 2004 lalu di Hall Gereja St. Stephen,dekat pusat perbelanjaan Stonestown. Betapa tidak, sejak jam setengah tiga sore diperkirakan lebih dari 1000 orang masuk keluar dan berjubel memenuhi bazaar swadaya masyarakat Indonesia yang pertama di San Francisco. Sayapun hanya bisa maklum. Kalau untuk urusan kecap saja orang Indonesia di Amerika mau berkorban menyetir ratusan mil, apalagi kalau urusannya soal aneka makanan dan jajanan kampung halaman, peminat dari Indonesia pasti benar-benar membludak !

Anda boleh percaya atau tidak, salah satu vendor yangmenjual gudeg harus pasrah sekaligus puas karena makanan khas Yogya ini habis dibeli pengunjung dalam tempo 30 menit saja ! Belum lagi, ada peserta bazaar lain yang dagangan bacang dan kue pepeknya (arek Suroboyo menyebutnya kue lapis) ludes diborong pembeli dalam waktu kurang dari satu jam. Jumlah peserta bazaar ini sekitar 30. Mulai dari stand tante-tante yang menjual hidangan Indonesia sampai dengan stand bisnis milik orang Indonesia yang berkecimpung di usaha gaun pernikahan, travel, asuransi, real estate broker,penjualan mobil, akuntansi, dekorasi interior,perhiasan, tupperware dan informasi tentang paspor dari Konsulat Jenderal Indonesia San Francisco.

Buat saya, hajatan orang Indonesia kali ini memang sungguh mengesankan. Pertama, setahu saya ini adalah event gotong royong dan swadaya orang Indonesia di BayArea yang pertama yang melibatkan berbagai kalangan. Artinya, acara ini bukan diadakan dalam rangka Agustusan dan mendatangkan artis Indonesia dan sejenisnya. Singkat kata, dari kita, oleh kita, untukkita orang Indo di SF Bay Area. Sulit dibayangkan kalau acara dari kalangan tertentu saja bisa menarik begitu banyak khalayak dari berbagai pihak.

Kedua, tampaknya orang-orang Indonesia di SF Bay Area,tidak perduli latar belakang, warna kulit dan logatnya, toh butuh untuk bertemu, bertegur-sapa, kongkow-kongkow, melepas rindu, omong kosong, bergaul satu sama lainnya. Anda bisa ikut tertegun kalau dalam bazaar ini banyak orang Indonesia yang sudah lama tidak saling jumpa ber-reuni di acara ini. Sedikitnya 3 kali saya sempat menoleh melihat orang-orang pada berpelukan histeris karena telah lama tidak bersua. Jangan pula anda heran bahwa sebagian pengunjung adalah bule lanjut usia yang asalnya Holland dan tinggal di puluhan tahun di Amerika. Oom-oom dan tante-tante dari Bay Area ini karena satu dan lain halpunya kaitan dengan Indonesia dan ingin datang ke bazaar untuk bernostalgia dan mencicipi jajanan Indonesia.

Bazaar unik dan masyarakat Indonesia di SF Bay Areakali ini mendapat kehormatan dengan dikirimnya wakil dari State Assembly member of California, Mr. Leland Y. Yee, Phd dan wakil dari Board of Supervisor City ofSan Francisco, Mr Tony Hall. Selaku pribadi, IbuTanzil, ibu Konjen baru yang akan segera menempati posnya di San Francisco juga menyempatkan hadir untuk berkenalan dengan para peserta dan pengunjung pameran.Sebagai fasilitator tempat, panitia tidak lupa memberikan kesempatan kepada Rm. Deshi Ramadhani, SJ sebagai wakil dari WKICU untuk memberi kata sambutan kepada masyarakat Indonesia pengunjung bazaar. Akhirnya, acungan jempol rupanya harus ditujukankepada panitia penyelenggara bazaar yang manamakandiri "Indonesian Society of San Francisco Bay Area"atas inisiatif kebersamaan ini. Beberapa orang daripanitia kecil ini termasuk John Oei dan Vincent Lie memang berkunjung ke Los Angeles beberapa bulan lalu untuk melakukan studi banding tentang bazaar serupa disana. Salut buat teman-teman Indonesia di L.A. (ICAA, Indonesian Chinese American Association) yangmemberi inspirasi agar berlangsungnya acara ini. Bazaar ini juga tidak mungkin terselenggara tanpa fasilitas tempat yang disediakan oleh Warga Katholik Indonesia California Utara yang diketuai Rudy Widjaja. Dan yang tak kalah penting, terima kasih tulus buat redaksi Majalah "Indonesia Media". Tanpa publikasi luas majalah kesayangan kita ini, event ini tidak bakal berbuah sukses seperti ini.

"Kalau kupandang kerlip bintang nun jauh di sana. Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama. Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut" Sayup-sayup lirik kopidangdut-pun mengiringi jalannya bazaar. Dan orang-orang Indopun masih berdesak-desakan ngobrol,mengunyah cendol, sebagian kepedasan karena kebanyakan ngegado cabe rawit, satu dua anak terpisah darimamanya, terus masih saja orang-orangbersenggol-senggolan antri di stand martabak manis. Kembali ke judul tulisan ini dan begitu "asyiknya"orang bersenggolan karena lagu kopi dangdut, akhirnya saya mengusulkan panitia untuk mengusulkan acara bazaar Indonesia pertama di San Francisco yang ini sebagai "PASAR SENGGOL SAN FRANCISCO".

Ehm, anda siap disenggol ? Datang saja ke "PasarSenggol San Francisco" berikutnya. Jaga tanggal mainnya di "Indonesia Media" !

(Contact Vonny Oei, Phone number : 415-242-8129 dan Email Vonny@thinkapril.com)